Jumat, 1 Februari 2013, pukul 11.
15 siang, Bapak Hoesein Wiriadinata, pimpinan, pendiri, pemilik kantor hukum
Wiriadinata & Saleh, senior, pendidik, sekaligus sosok seperti ayah bagi
saya berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Beliau menyusul istri tercinta
setelah berperang melawan penyakit pada paru-paru. Pak Hoesein merupakan
putera dari Mantan Menteri Kehakiman pada masa Kabinet Wilopo dan Kabinet
Boerhanoedin Harahap yaitu Bapak Loekman Wiriadinata. Ayah beliau terkenal
sebagai pejuang kemandirian kekuasaan kehakiman dan memiliki perhatian yang
sangat besar terhadap dunia advokat pada masa itu. Ayah beliau diakui Luhut M.P
Pangaribuan sebagai salah seorang pendiri LBH Jakarta. Bahkan Dr. Mr. Yap Thiam
Hien mensejajarkan ayah beliau dengan negarawan Cicero. Sebagai bentuk
penghormatan terhadap ayah beliau, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
sempat menyusun buku khusus yang membahas tentang ayah beliau yang diberi judul
“Kemandirian Kekuasaan Kehakiman”.
Kembali kepada sosok Pak Hoesein.
Beliau merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dan mengambil
master di Southern Metodhist University. Salah satu keahlian beliau adalah
dalam bidang oil and gas. Beliau bergabung dengan Caltex cukup lama (suatu
perusahaan oil and gas yang sekarang dikenal sebagai Chevron) sebelum berkarir
sebagai praktisi hukum dengan mendirikan Kantor Del Juzar&Wiriadinata lalu
berubah nama menjadi Wiriadinata&Widyawan dan sejak tahun 2005 sampai
sekarang menjadi Wiriadinata&Saleh. Kantor hukum yang dikenal memiliki
sejarah panjang dan merupakan salah satu kantor hukum korporat tertua di
Indonesia.
Seperti ayah beliau yaitu Pak
Loekman Wiriadinata, kiprah Pak Hoesein semasa hidup tidak terlepas dari memajukan
dunia advokat. Selain sebagai corporate lawyer, beliau sangat aktif dalam
berbagai kegiatan organisasi. Beliau merupakan penggagas Asosiasi Konsultan
Hukum Indonesia dan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal. Nama beliau juga
tercatat dalam sejarah pembentukan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) yang
saat ini diakui sebagai organisasi tunggal advokat di Indonesia. Tidak hanya
itu, beliau juga kerap diminta bantuan sebagai ahli dalam perumusan
undang-undang dan sempat aktif dalam kementrian hukum dan hak asasi manusia
pada masa Yusril Ihza Mahendra. Beliau berkawan baik dengan Pak Fred B.G
Tumbuan, Pak Bagir Manan, Ibu Mieke Komar, Pak Majedi Hasan, Pak Robi Johan,
Pak Yusril Ihza Mahendra, Pak Jusuf Anwar dan banyak lagi yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Beberapa bulan belakangan beliau
memang tidak lagi aktif masuk kantor karena konsentrasi pada penyembuhan
kesehatan. Hal mana jarang sekali saya rasakan selama hampir 6 tahun saya
bergabung dengan kantor hukum Wiriadinata & Saleh ini. Perkenalan pertama
saya dengan Pak Hoesein menimbulkan kesan yang sangat dalam bagi saya, entah
bagaimana saya sangat merasakan sosok wibawa seorang bangsawan yang membuat
saya sangat segan dengan beliau dan hal tersebut tidak pernah berubah sampai
saat ini. Tutur kata beliau sungguh santun dan tertata baik. Cara beliau
menulis baik dengan menggunakan bahasa inggris maupun bahasa indonesia
benar-benar membuat saya kagum. Sungguh menggambarkan seorang yang memiliki
kelas tinggi. Lawyer asing yang pernah bekerja dengan beliau pun tidak luput
dari koreksi penggunaan bahasa inggris. Beliau juga kebetulan alumni Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran, satu almamater dengan saya sehingga ikatan
sebagai sesama lulusan FH Unpad itu sedikit banyak mempengaruhi cara pandang
saya terhadap sosok Pak Hoesein sebagai seorang alumni senior teladan di mata
saya. Sampai saat ini, hanya hitungan jari, corporate lawyer lulusan FH Unpad
yang mendirikan kantor di Jakarta dan bisa tercatat konsisten dan sukses seperti
Pak Hoesein. Harapan saya semoga Pak Hoesein bisa menjadi motivasi para alumni
FH Unpad yang tertarik berkarir menjadi corporate lawyer.
Semasa bekerja bersama beliau, hampir
tidak pernah saya melihat Pak Hoesein murung. Beliau selalu terlihat energic
dan fresh di kantor.Tidak pernah pula saya merasakan kemarahan beliau atau
melihat beliau marah kepada saya atau kolega saya. Ini salah satu yang membuat
saya segan sekali dengan beliau. Keadaan kesehatan beliau berubah drastis
beberapa bulan belakangan ketika penyakit paru-paru mulai
menggerogoti. Beliau memang memiliki kebiasaan merokok yang cukup aktif. Bahkan
waktu pertama kali beliau diputuskan harus pasang ring pada jantungnya, beliau
masih tidak meninggalkan kebiasaan merokoknya. Beliau baru meninggalkan
kebiasaan merokoknya beberapa bulan belakang ketika penyakit paru-paru nampak semakin ganas. Beliau sempat dirawat di Singapore kurang lebih
seminggu untuk operasi. Kembali dari Singapore berat badan beliau turun drastis
menjadi 41 kilogram bahkan akhirnya beliau harus menggunakan alat bantu dari
perut untuk makan. Sedih sekali saya dan rekan-rakan saya melihat kondisi
tersebut.
Saat-saat terakhir sebelum
dipanggil pulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Beliau sempat 2 kali
berkunjung ke kantor pasca operasi di Singapore, pertama sekitar awal Januari 2013 untuk merayakan ulang tahun beliau yang ke 71.
Sayangnya saat itu beliau tidak sempat bertemu Mba Tamiza Saleh karena beliau
tidak bisa berlama-lama di kantor. Saat itu beliau masih sempat menanyakan
perkembangan kantor dan berkumpul dengan para lawyer dan staff di ruang meeting
sambil makan siang bersama. Beliau juga sempat menyentil saya dan beberapa rekan
saya yang memiliki kebiasaan merokok untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Tampak
saat itu beliau menyesali kebiasaan merokoknya.Ternyata hari itu adalah hari pertemuan
terakhir saya dengan beliau. Sebenarnya hari Rabu, 30 Januari 2013, beliau
sempat berkunjung ke kantor tetapi saat itu saya dan beberapa kolega saya tidak
sempat ketemu beliau karena hanya sebentar berada di kantor. Beliau sempat
makan siang dengan Mba Tamiza Saleh saat itu.
Beberapa hal yang tidak akan
pernah saya lupakan dari sosok beliau adalah bahwa saya mengenal beliau sebagai sosok yang pintar, santun,
ramah dan pekerja keras. Pernah suatu saat saya dan beberapa rekan kerja saya
menyusun suatu legal opinion dimana beliau turut serta menyusun legal opinion
tersebut. Kami membahas legal opinion tersebut sejak pukul 19.00 dan baru
selesai pukul 7.00 pagi. Semangat dan dedikasi beliau sungguh tinggi saya
rasakan saat itu.
Selain itu, pada suatu kesempatan
saat beliau pernah berbincang dengan saya, saya bertanya kepada beliau, apakah beliau
merasakan kesedihan bila ada lawyer-lawyer yang meninggalkan beliau untuk entah
memulai karir baru dengan mendirikan lawfirm sendiri atau mencoba karir lain
dengan bergabung dengan perusahaan. Saat itu beliau mengatakan bahwa hal
tersebut adalah hal yang wajar dan merupakan hukum alam, sebagai manusia
tentunya beliau merasakan kesedihan tetapi beliau memiliki kebanggaan yang
tidak terbayar oleh apapun melihat banyak corporate lawyer yang pernah bekerja
bersama beliau, yang memulai dari nol sekarang telah menjadi orang-orang yang sukses
dan hebat. Beliau sangat berbesar hati dan mengatakan kepada saya bahwa seperti
itulah dinamika hidup. Roda selalu berputar dan saya yakin bahwa beliau
meninggalkan kesan baik kepada orang-orang yang mengenal beliau baik secara
personal maupun profesional.
Pak Hoesein, saya yakin Bapak sudah
tenang di atas sana berkumpul dengan almarhumah isteri, kakak dan adik Bapak
tercinta. Selamat Jalan Pak. Terima kasih untuk segala hal yang telah bapak berikan
kepada saya terutama kesempatan belajar dan mengenal Bapak. Sungguh beruntung
saya bisa mengenal dan belajar banyak hal dari Bapak.
Salam,
Chandra Kurniawan
Salam,
Chandra Kurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar