Senin, 04 Februari 2013

Arti Pak Hoesein Wiriadinata bagi Saya


Jumat, 1 Februari 2013, pukul 11. 15 siang, Bapak Hoesein Wiriadinata, pimpinan, pendiri, pemilik kantor hukum Wiriadinata & Saleh, senior, pendidik, sekaligus sosok seperti ayah bagi saya berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Beliau menyusul istri tercinta setelah berperang melawan penyakit pada paru-paru. Pak Hoesein merupakan putera dari Mantan Menteri Kehakiman pada masa Kabinet Wilopo dan Kabinet Boerhanoedin Harahap yaitu Bapak Loekman Wiriadinata. Ayah beliau terkenal sebagai pejuang kemandirian kekuasaan kehakiman dan memiliki perhatian yang sangat besar terhadap dunia advokat pada masa itu. Ayah beliau diakui Luhut M.P Pangaribuan sebagai salah seorang pendiri LBH Jakarta. Bahkan Dr. Mr. Yap Thiam Hien mensejajarkan ayah beliau dengan negarawan Cicero. Sebagai bentuk penghormatan terhadap ayah beliau, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sempat menyusun buku khusus yang membahas tentang ayah beliau yang diberi judul “Kemandirian Kekuasaan Kehakiman”.
Kembali kepada sosok Pak Hoesein. Beliau merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dan mengambil master di Southern Metodhist University. Salah satu keahlian beliau adalah dalam bidang oil and gas. Beliau bergabung dengan Caltex cukup lama (suatu perusahaan oil and gas yang sekarang dikenal sebagai Chevron) sebelum berkarir sebagai praktisi hukum dengan mendirikan Kantor Del Juzar&Wiriadinata lalu berubah nama menjadi Wiriadinata&Widyawan dan sejak tahun 2005 sampai sekarang menjadi Wiriadinata&Saleh. Kantor hukum yang dikenal memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu kantor hukum korporat tertua di Indonesia.
Seperti ayah beliau yaitu Pak Loekman Wiriadinata, kiprah Pak Hoesein semasa hidup tidak terlepas dari memajukan dunia advokat. Selain sebagai corporate lawyer, beliau sangat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Beliau merupakan penggagas Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia dan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal. Nama beliau juga tercatat dalam sejarah pembentukan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) yang saat ini diakui sebagai organisasi tunggal advokat di Indonesia. Tidak hanya itu, beliau juga kerap diminta bantuan sebagai ahli dalam perumusan undang-undang dan sempat aktif dalam kementrian hukum dan hak asasi manusia pada masa Yusril Ihza Mahendra. Beliau berkawan baik dengan Pak Fred B.G Tumbuan, Pak Bagir Manan, Ibu Mieke Komar, Pak Majedi Hasan, Pak Robi Johan, Pak Yusril Ihza Mahendra, Pak Jusuf Anwar dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Beberapa bulan belakangan beliau memang tidak lagi aktif masuk kantor karena konsentrasi pada penyembuhan kesehatan. Hal mana jarang sekali saya rasakan selama hampir 6 tahun saya bergabung dengan kantor hukum Wiriadinata & Saleh ini. Perkenalan pertama saya dengan Pak Hoesein menimbulkan kesan yang sangat dalam bagi saya, entah bagaimana saya sangat merasakan sosok wibawa seorang bangsawan yang membuat saya sangat segan dengan beliau dan hal tersebut tidak pernah berubah sampai saat ini. Tutur kata beliau sungguh santun dan tertata baik. Cara beliau menulis baik dengan menggunakan bahasa inggris maupun bahasa indonesia benar-benar membuat saya kagum. Sungguh menggambarkan seorang yang memiliki kelas tinggi. Lawyer asing yang pernah bekerja dengan beliau pun tidak luput dari koreksi penggunaan bahasa inggris. Beliau juga kebetulan alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, satu almamater dengan saya sehingga ikatan sebagai sesama lulusan FH Unpad itu sedikit banyak mempengaruhi cara pandang saya terhadap sosok Pak Hoesein sebagai seorang alumni senior teladan di mata saya. Sampai saat ini, hanya hitungan jari, corporate lawyer lulusan FH Unpad yang mendirikan kantor di Jakarta dan bisa tercatat konsisten dan sukses seperti Pak Hoesein. Harapan saya semoga Pak Hoesein bisa menjadi motivasi para alumni FH Unpad yang tertarik berkarir menjadi corporate lawyer.
Semasa bekerja bersama beliau, hampir tidak pernah saya melihat Pak Hoesein murung. Beliau selalu terlihat energic dan fresh di kantor.Tidak pernah pula saya merasakan kemarahan beliau atau melihat beliau marah kepada saya atau kolega saya. Ini salah satu yang membuat saya segan sekali dengan beliau. Keadaan kesehatan beliau berubah drastis beberapa bulan belakangan ketika penyakit paru-paru mulai menggerogoti. Beliau memang memiliki kebiasaan merokok yang cukup aktif. Bahkan waktu pertama kali beliau diputuskan harus pasang ring pada jantungnya, beliau masih tidak meninggalkan kebiasaan merokoknya. Beliau baru meninggalkan kebiasaan merokoknya beberapa bulan belakang ketika penyakit paru-paru nampak semakin ganas. Beliau sempat dirawat di Singapore kurang lebih seminggu untuk operasi. Kembali dari Singapore berat badan beliau turun drastis menjadi 41 kilogram bahkan akhirnya beliau harus menggunakan alat bantu dari perut untuk makan. Sedih sekali saya dan rekan-rakan saya melihat kondisi tersebut.
Saat-saat terakhir sebelum dipanggil pulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Beliau sempat 2 kali berkunjung ke kantor pasca operasi di Singapore, pertama sekitar awal Januari 2013 untuk merayakan ulang tahun beliau yang ke 71. Sayangnya saat itu beliau tidak sempat bertemu Mba Tamiza Saleh karena beliau tidak bisa berlama-lama di kantor. Saat itu beliau masih sempat menanyakan perkembangan kantor dan berkumpul dengan para lawyer dan staff di ruang meeting sambil makan siang bersama. Beliau juga sempat menyentil saya dan beberapa rekan saya yang memiliki kebiasaan merokok untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Tampak saat itu beliau menyesali kebiasaan merokoknya.Ternyata hari itu adalah hari pertemuan terakhir saya dengan beliau. Sebenarnya hari Rabu, 30 Januari 2013, beliau sempat berkunjung ke kantor tetapi saat itu saya dan beberapa kolega saya tidak sempat ketemu beliau karena hanya sebentar berada di kantor. Beliau sempat makan siang dengan Mba Tamiza Saleh saat itu.
Beberapa hal yang tidak akan pernah saya lupakan dari sosok beliau adalah bahwa saya  mengenal beliau sebagai sosok yang pintar, santun, ramah dan pekerja keras. Pernah suatu saat saya dan beberapa rekan kerja saya menyusun suatu legal opinion dimana beliau turut serta menyusun legal opinion tersebut. Kami membahas legal opinion tersebut sejak pukul 19.00 dan baru selesai pukul 7.00 pagi. Semangat dan dedikasi beliau sungguh tinggi saya rasakan saat itu.
Selain itu, pada suatu kesempatan saat beliau pernah berbincang dengan saya, saya bertanya kepada beliau, apakah beliau merasakan kesedihan bila ada lawyer-lawyer yang meninggalkan beliau untuk entah memulai karir baru dengan mendirikan lawfirm sendiri atau mencoba karir lain dengan bergabung dengan perusahaan. Saat itu beliau mengatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar dan merupakan hukum alam, sebagai manusia tentunya beliau merasakan kesedihan tetapi beliau memiliki kebanggaan yang tidak terbayar oleh apapun melihat banyak corporate lawyer yang pernah bekerja bersama beliau, yang memulai dari nol sekarang telah menjadi orang-orang yang sukses dan hebat. Beliau sangat berbesar hati dan mengatakan kepada saya bahwa seperti itulah dinamika hidup. Roda selalu berputar dan saya yakin bahwa beliau meninggalkan kesan baik kepada orang-orang yang mengenal beliau baik secara personal maupun profesional.
Pak Hoesein, saya yakin Bapak sudah tenang di atas sana berkumpul dengan almarhumah isteri, kakak dan adik Bapak tercinta. Selamat Jalan Pak. Terima kasih untuk segala hal yang telah bapak berikan kepada saya terutama kesempatan belajar dan mengenal Bapak. Sungguh beruntung saya bisa mengenal dan belajar banyak hal dari Bapak.

Salam,
Chandra Kurniawan

Tidak ada komentar: