Senin, 29 Oktober 2012

Berjuang dan Bersatulah Pemain Sepakbola Indonesia


Berjuang dan Bersatulah Pemain Sepakbola Profesional Indonesia!
Oleh: Chandra Kurniawan

*Alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Tulisan merupakan pendapat pribadi penulis tidak mewakili institusi atau lembaga manapun).

Sebuah gagasan pemikiran yang patut direnungkan oleh para pemain sepakbola profesional Indonesia. 

Kompetisi Liga Profesional Indonesia telah berakhir baik itu IPL maupun ISL dan akan bersiap memulai musim kompetisi baru. Penyelenggaran yang jauh dari kata SEMPURNA untuk sebuah liga profesional yang diwarnai dualisme liga. Walaupun demikian apresiasi tetap layak diberikan atas kerja keras seluruh elemen yang terlibat di dalamnya. Setidaknya banyak tenaga baik itu pemain sepakbola, pelatih, tenaga pelaksana pertandingan seperti wasit, hakim garis dan offisial pertandingan terpakai akibat dualisme liga tersebut walaupun seharusnya dualisme liga itu tidak terjadi dan tidak berdampak kepada kebebasan para pemain untuk bermain membela panji merah putih. Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas panjang lebar mengenai dualisme liga. Saya lebih tertarik membahas perlunya lahir sebuah organisasi yang merupakan respresentative dari seluruh pemain sepakbola Indonesia yang melindungi dan mengayomi para pemain sepakbola  profesional di tanah air supaya hal-hal yang kurang baik tidak terulang untuk liga sepakbola profesional yang baru di musim depan dan tidak ada lagi halangan bagi pemain untuk bermain membela tim nasional Indonesia. 

Sepakbola sungguh olahraga rakyat. Coba tengok event Piala AFF dimana ratusan ribu suporter Tim Nasional Indonesia berbondong-bondong memenuhi setiap sudut Gelora Bung Karno untuk mendukung laskar Garuda berjuang membela nama negara walaupun akhirnya kita kalah aggregat gol di final oleh Tim Nasional Malaysia. Tetapi sungguh tidak fair rasanya bila kita pecinta sepakbola hanya menuntut Tim Nasional kita berprestasi tetapi tidak memikirkan concern mereka terhadap kesejahteraan ataupun proteksi yang wajar atas kiprah mereka dalam kompetisi dalam negeri. Ingatkah kita ketika media dan mungkin sebagian besar dari kita menyoroti mengenai perilaku Irfan Bachdim, Boas Salosa yang terkena sanksi akibat cap kurang disiplin mementingkan diri sendiri atau ketika beberapa pemain terancam terkena sanksi klub bila bermain di Tim Nasional. Ingatkah kita terhadap larangan PSSI terhadap pemain sepakbola yang bermain di kompetisi ISL untuk bermain di Tim Nasional. Plus kasus dimana para pemain ISL seperti Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, Muhammad Ridwan dan Ahmad Bustomi yang terkena sanksi klub akibat membela Merah Putih dan bahkan hingga sekarang belum terbentuk tim nasional yang merupakan representasi pemain-pemain terbaik bangsa. Belum lagi kasus klasik dimana banyak pemain sepakbola kita yang belum dibayarkan gajinya oleh pihak klub bahkan sampai tertunggak beberapa bulan tetapi mereka tetap sukarela bermain membela nama klub. Siapa yang membantu mereka memperjuangkan hak-hak mereka. Pernahkah mereka diberi bantuan profesional untuk membela diri atau memperjuangkan hak mereka. Berapa banyakkah pemain sepakbola Indonesia yang mengaku profesional melakukan revisi terhadap kontrak baku yang disodorkan kepada mereka. Berapa banyak dari mereka yang mengerti keseluruhan isi kontrak dan akibat hukum keterikatan mereka terhadap kontrak tersebut. Kompetisi Liga Indonesia telah lama bergulir bahkan sejak jaman kemerdekaan. Namun ironis sampai sekarang belum benar-benar lahir sebuah organisasi yang benar-benar merupakan representasi dari seluruh pemain sepakbola Indonesia dalam melindungi kepentingan para pemain. Padahal kemajuan industri sepakbola dan nilai kontrak para pemain sepakbola Indonesia ini tidak dapat dikatakan kecil.  Ironis juga melihat sebuah profesi yang menjadi hiburan jutaan rakyat tetapi kurang memiliki organisasi yang benar-benar secara hukum melindungi hak dan kepentingan para pemain. Apalagi jika menyebut diri pemain sepakbola profesional. Sudah selayaknya para pemain sepakbola profesional bergabung dengan organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk kepentingan para pemain yang tergabung di dalamnya serta untuk berjuang bersama membela serta melindungi hak dan kepentingan pemain sepakbola profesional dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Mengapa saya menulis opini saya ini?

Saya seperti anda, saya mencintai sepakbola dan saya tergugah untuk menyinggung kesadaran para pemain sepakbola profesional di Indonesia untuk benar-benar menjadi pemain yang profesional bukan hanya “mengerti dan paham” bagaimana bermain sepakbola di lapangan tetapi juga paham mengenai kedudukan, peran, hak dan kewajiban sebagai pemain sepakbola profesional dalam membangun sepakbola Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Ya, saya paham perjuangan tersebut membutuhkan pengorbanan tetapi pengorbanan anda akan tercatat dalam sejarah sepakbola bangsa ini. Selayaknya anda memberi contoh seperti apa anda hendak diperlakukan. Tanyakan dalam diri anda wahai para pemain sepakbola profesional Indonesia, apakah anda sudah merasa nyaman dengan keadaan persepakbolaan di Indonesia sekarang ini. Bagaimana cara anda berjuang untuk membangun dunia persepakbolaan di Indonesia. Apakah anda pernah mereview secara detail mengenai isi kontrak kerja anda dengan pihak klub. Apakah anda sadar bahwa anda sebagai pemain sepakbola profesional memiliki posisi bargain yang sama untuk duduk sederajat dengan pihak klub dan melakukan revisi terhadap kontrak tersebut. Apakah anda hanya peduli dengan nilai komersil kontrak tanpa memperhatikan klausul-klausul yang mungkin merugikan anda. Apakah anda merasa tidak punya pilihan karena takut tidak ada klub yang mau mengkontrak anda. Apakah anda hanya akan berpangku tangan menunggu keadaan menjadi lebih baik daripada terkena sanksi klub atau seribu pertimbangan ekonomi lainnya.

Mempertimbangkan semua hal diatas, kalian seharusnya sadar bahwa kalian tidak bisa berjuang sendiri. Duduklah bersama dan bersatulah membentuk organisasi yang benar-benar melindungi anda. Patut dicatat bahwa ini bukan jalan keluar yang instant tetapi setidaknya kalian bisa bermimpi kesejahteraan dan perlindungan terhadap pemain sepakbola profesional Indonesia akan menjadi lebih baik, bilapun tidak, kalian akan dicatat dalam sejarah perjalanan sepakbola Indonesia bahwa kalian tidak berdiam diri. Saya mencatat ada organisasi yang baru dibentuk yang bernama Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional Indonesia tetapi sungguh ironis masih sedikit dari anda wahai pemain sepakbola profesional yang sadar akan pentingnya wadah organisasi bagi bersatunya para pemain dan membangun solidaritas sesama pemain sepakbola profesional. Saya tidak mengetahui secara pasti apakah Asosiasi Pemain Sepakbola Indonesia yang diprakasai oleh Ponaryo Astaman dan Bambang Pamungkas benar-benar merupakan organisasi yang telah terbentuk secara legitimate dan akan benar-benar dapat mewakili aspirasi para pemain sepakbola profesional Indonesia tetapi saya sungguh mengapresiasi langkah awal pembentukan wadah pemain sepakbola profesional tersebut. Bergabunglah dengan organisasi yang benar-benar dapat memenuhi aspirasi anda. Terlepas dari apresiasi saya, saya mengkritik mengenai belum terdengar sikap dari organisasi ini terkait dengan persoalan pemain sepakbola Indonesia untuk bergabung dengan tim nasional Indonesia.

Harap anda catat wahai pemain sepakbola profesional Indonesia, langkah intelektual segelintir pemain sepakbola Indonesia tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh dukungan keanggotaan aktif di dalamnya. Edukasi terhadap kesadaran akan hak dan kewajiban pemain sepakbola profesional Indonesia akan berdampak besar demi perjuangan kesetaraan antara pemain dan pihak manajemen klub. Kritik objektif dan keberanian para pemain sepakbola untuk bersikap akan berdampak kepada  perkembangan sepakbola Indonesia menuju arah yang lebih baik. Sudah saatnya anda wahai pemain sepakbola profesional Indonesia berkata MARI BERJUANG DAN BERSATU UNTUK MASA DEPAN SEPAKBOLA INDONESIA YANG LEBIH BAIK! 


Tidak ada komentar: